Managemen Laktasi Yang Baik Bagi Ibu

A. Definisi
ASI (Air Susu Ibu) merupakan sebuah cairan berwarna putih yang menyerupai susu, yang banyak sekali mengandung nutrisi, yang bersumber dari ibu, ketika ibu tersebut sedang hamil dan biasanya dikeluarkan pada saat bayi lahir. (http://Seputar_ASI.com).
ASI adalah makanan bayi yang terbaik. Produksi ASI akan lebih cepat dan lebih banyak bila dirangsang sedini mungkin dengan cara menetekkan sejak bayi lahir hingga selama mungkin. Pada hari-hari pertama, yang keluar adalah colostrum yang jumlahnya sedikit. Tidak perlu khawatir bahwa bayi akan kurang minum, karena bayi harus kehilangan cairan pada hari-hari pertama dan absorpsi usus juga sangat terbatas. (Ilmu Kebidanan, YBP-SP. 2005 : 266)
B. Macam – Macam ASI
Berdasarkan waktu diproduksi, ASI dapat dibagi menjadi 3 yaitu :
1. Colostrum
Colostrum merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar mammae yang mengandung tissue debris dan redual material yang terdapat dalam alveoli dan ductus dari kelenjar mammae sebelum dan segera sesudah melahirkan anak. Disekresi oleh kelenjar mammae dari hari pertama sampai hari ketiga atau keempat, dari masa laktasi. Volumenya berkisar 150-300 ml/24 jam.
2. Air susu masa peralihan (masa transisi)
Merupakan ASI peralihan dari colostrum menjadi ASI Mature. Disekresi dari hari ke 4 – hari ke 10 dari masa laktasi, tetapi ada pula yang berpendapat bahwa ASI Mature baru akan terjadi pada minggu ke 3 - 5. Volumenya semakin bertambah.
3. Air susu mature
ASI yang disekresi pada hari ke 10 dan seterusnya, yang dikatakan komposisinya relatif konstan, tetapi ada juga yang mengatakan bahwa minggu ke 3-5 komposisi ASInya baru konstan. Tidak menggumpal bila dipanaskan. Volume : 300-850 ml/24 jam. (http://library.usu.fkm_arifin4.id)
C. Komposisi ASI
Banyak sekali kandungan zat ataupun nutrisi yang terdapat dalam ASI dan sangat baik bagi buah hati kita, diantaranya adalah :
1. Kolostrum (susu jolong), Zat kekebalan yang dapat meningkatkan daya tahan anak terhadap penyakit yang cukup baik. cairan kuning kental yang muncul diawal-awal ASI keluar. Unutk itu begitu bayi keluar sebaiknya bayi langsung diberikan ASI meski sepertinya ASI belum keluar, sebab sangat disayangkan apabila kolostrum ini merembes keluar dan terlewati oleh bayi.
2. Bakal DHA (Decosahexanoic Acid) dan AA (Arachidonic Acid), yang terdapat dalam lemak ASI, sekitar 90 % DHA-AA dari ASI dapat diserap oleh usus bayi dibandingkan dengan yang ada pada susu formula.
3. Immunoglobulin A (Ig. A), melumpuhkan bakteri E. coli dan berbagai virus dalam saluran pencernaan.
4. Laktoferin, sejenis protein, merupakan komponen zat kekebalan tubuh.
5. Lysosim, enzim pencernaan dapat membantu pencernaan , mencerna berbagai nutrisi dan kandungan zat imun (anti infeksi) lebih.
6. Leukosit / sel darah putih, mengandung antibodi pernafasan , antibodi saluran pernafasan dan antibodi jaringan payudara ibu.
7. Faktor bifidus, sejenis karbohidrat uang mengandung nitrogen.
Taurin, kandungan asam amino, berfungsi neuro-transmitte
D. Manfaat ASI
Manfaat ASI dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Bagi ibu
a. Mencegah terjadinya kurang darah atau anemia defisiensi zat besi.
b. Mencegah perdarahan saat ibu baru saja usai melahirkan dan mempercepat involusi uterus (pengecilan rahim seperti semula).
c. Mempercepat ibu kembali ke berat sebelum hamil.
d. Mengurangi resiko terkena kanker payudara dan ovarium.
e. Dapat menunda kehamilan. Dengan menyusui secara eksklusif dapat menunda haid dan kehamilan, sehingga dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah yang secara umum dikenal sebagai Metode Amenorea Laktasi (MAL).
f. Melindungi ibu dari diabetes, dalam penelitian mengatakan ibu yang lebih lama memberikan ASI memiliki resiko lebih kecil mengidap diabetes. Hal itu disebabkan terjadinya metabolisme dalam tubuh ibu pada saat menyusui, perubahan metabolisme itu dapat membantu ibu menjaga tingkat gula darah tetap stabil dan membuat tubuh lebih sensitif pada hormon yang mengatur gula darah, yaitu insulin.
2. Bagi bayi
a. Untuk kesehatan
1) Sebagai zat pelindung (antibodi) seperti : Immu-noglobin, Lysozyme, Complemen C3 dan C4, antista-piloccocus, lactobacillus, bifidus dan lactoferrin.
2) Mempercepat perkembangan syaraf menelan, menghisap dan bernafas lebih sempurna
3) Mencegah anak mengalami obesitas (kegendutan)
b. Untuk kecerdasan
1) Mempercepat perkembangan psikomotorik
2) Menunjang perkembangan kognitif (daya ingat dan kemampuan bahasa)
3) Sebagai pembentukan sel-sel otak yang optimal.
4) Ikatan kasih sayang antara ibu dan bayi.
(http://library.Seputar_ASI.id)
3. Pemberian Air Susu Ibu (ASI)
Pada hari-hari pertama, biasanya ASI belum keluar, bayi cukup disusukan selama 4-5 menit, untuk merangsang produksi ASI dan membiasakan puting susu diisap oleh bayi. Setelah hari ke 4-5 boleh disusukan selama 10 menit. Setelah produksi ASI cukup, bayi dapat disusukan selama 15 menit (jangan lebih dari 20 menit). Menyusukan selama 15 menit ini jika produksi ASI cukup dan ASI lancar keluarnya, sudah cukup untuk bayi. Dikatakan bahwa, jumlah ASI yang terisap bayi pada 5 menit pertama adalah ± 112 ml, 5 menit kedua ± 64 ml, dan 5 menit terakhir hanya ± 16 ml. Penting diketahui, apakah bayi telah cukup mendapat ASI atau tidak.
(Soetjiningsih. 2002 : 19-20).
4. Tanda-tanda ASI cukup
a. Bayi kencing setidaknya 6 kali dalam 24 jam dan warnanya jernih sampai kuning muda.
b. Bayi sering buah air besar berwarna kekuningan ”berbiji”
c. Bayi tampak puas, sewaktu-waktu merasa lapar, bangun dan tidur cukup. Bayi yang selalu tidur bukan pertanda baik
d. Bayi setidaknya menyusu 10-12 kali dalam 24 jam
e. Payudara ibu terasa lembut dan kosong setiap kali selesai menyusui.
f. Ibu dapat merasakan rasa geli karena aliran ASI, setiap kali bayi mulai menyusu.
g. Bayi bertambah berat badannya.
(Abdul Bari Saifuddin. 2002 : N-26)
5. Air Susu Ibu Kurang
Menilai kecukupan ASI bukan dari seringnya bayi menangis, ingin selalu menyusu pada ibunya, atau payudara yang terasa kosong/ lembek meski produksi ASI cukup lancar, melainkan dari kenaikan berat badan bayi. Bila gizi ibu cukup, cara menyusui benar, percaya diri akan kemampuan dan kemauan menyusui bayinya, serta tidak memiliki kelainan payudara. Pada 4-6 bulan pertama usia bayi akan terjadi kenaikan berat badan yang baik. Hal ini dapat dipantau dengan melihat KMS bayi. Kenaikan berat badan yang tidak sesuai biasanya karena jumlah ASI tidak cukup sehingga perlu tambahan sumber gizi lain. (Kapita Selekta Kedokteran Jilid I : 2001 : 325).
E. Faktor Yang Mempengaruhi ASI
1. Makanan Ibu
Makanan yang dimakan seorang ibu yang sedang dalam masa menyusui tidak secara langsung mempengaruhi mutu ataupun jumlah air susu yang dihasilkan. Dalam tubuh terdapat cadangan berbagai zat gizi yang dapat digunakan bila sewaktu-waktu diperlukan. Akan tetapi jika makanan ibu terus-menerus tidak mengandung cukup zat gizi yang diperlukan tentu pada akhirnya kelenjar-kelenjar pembuat air susu dalam buah dada ibu tidak akan dapat bekerja dengan sempurna oleh akhirnya akan berpengaruh terhadap produksi ASI.
Unsur gizi dalam 1 liter ASI setara dengan unsur gizi yang terdapat dalam 2 piring nasi ditambah dengan satu butir telur. Jadi diperlukan kalori yang setara dengan jumlah kalori yang diberikan 1 piring nasi untuk membuat 1 liter ASI. Agar ibu menghasilkan 1 liter ASI diperlukan makanan tambahan disamping untuk keperluan dirinya sendiri, yaitu setara dengan 3 piring nasi dan 1 butir telur.
Apabila ibu yang sedang menyusui bayinya tidak dapat tambahan makanan, maka akan terjadi kemunduran dalam pembuatan ASI. Terlebih jika pada masa kehamilan ibu juga mengalami kekurangan gizi. Makanan untuk ibu menyusui lebih banyak dari biasa dan minum minimal 8 gelas sehari.
(http://library.usu.ac.id).
2. Frekuensi Menyusui
Pada studi 32 ibu dengan bayi prematur disimpulkan bahwa produksi ASI akan optimal dengan pemompaan Asi lebih dari 5 x/hari selama bulan pertama setelah melahirkan. Pemompaan dilakukan karena bayi prematur belum dapat menyusui. Studi lain yang dilakukan pada ibu dengan bayi cukup bulan menunjukan bahwa frekuensi penyusuan 10 ± 3 x /hari selama 2 minggu pertama setelah melahirkan berhubungan dengan produksi ASI yang cukup. Berdasarkan hal ini direkomendasikan penyusuan paling sedikit 8 x/hari pada periode awal setelah melahirkan, frekuensi penyusuan berkaitan dengan kemampuan stimulasi hormon dalam kelenjar payudara.
F. Cara Menyusui Yang Benar
Cara menyusui sangat mempengaruhi kenyamanan bayi mengisap air susu. Oleh karena itu, usahakan agar ibu dapat menyusui dengan baik dan benar. Perhatikan hal-hal berikut ini agar tujuan tersebut tercapai.

Masalah Nyeri


A. Definisi
Nyeri adalah pengalaman sensorik yang dicetuskan oleh rangsangan yang merupakan ancaman untuk menghancurkan jaringan disebut sesuatu yang menyakitkan. (Mount Castle, 1980 yang dikutip oleh Rosemary Mander, 2004).
Nyeri adalah suatu perasaan atau pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang dihubungkan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial terjadi kerusakan nyeri (Merskey 1980 dikutip oleh Rose Mender, 2003).
Nyeri adalah suatu keadaan distress berat yang dikaitkan dengan peristiwa yang mengancam kebutuhan seseorang (Cassel 1982 dikutip oleh Rose Mender, 2003).
B. Etiologi Nyeri
1. Trauma
1) Mekanik misalnya benturan gesekan
Nyeri timbul akibat ujung syaraf bebas mengalami kerusakan karena terjadinya trauma tersebut yang mungkin tersayat putus.
2) Thermis misalnya panas
Nyeri timbul karena ujung syaraf reseptor nyeri mengalami rangsangan akibat panas.
3) Chemis misalnya sentuhan / tersentuh asam / asam kuat
Nyeri timbul karena rangsangan atau kerusakan.

4) Elektrik
Karena pengaruh aliran listrik yang kuat mengenai reseptor nyeri sehingga timbul kejangan otot dan kerusakan akibat terbakar oleh listrik tersebut.
2. Neoplasma
1) Jinak, nyeri terjadi karena adanya tekanan pada ujung syaraf reseptor nyeri.
2) Ganas, nyeri terjadi karena kerusakan jaringan yang mengandung reseptor nyeri dan juga karena terikan atau jepitan.
3) Peradangan
Misalnya abses, nyeri terjadi karena ujung kerusakan ujung syaraf reseptor akibat adanya peradangan dan bisa karena nyeri terjepit karena pembengkakan.
4) Gangguan sirkulasi
Terjadi penyempitan pembuluh darah atau penyumbatan aliran darah ke satu daerah atau organ yang mengakibatkan terganggunya atau terhalangnya darah yang membawa zat makanan dari O2 ke daerah tersebut misalnya miokard infak.
5) Trauma psikologik
Setelah mengalami kejadian yang mengerikan atau dahsyat, misalnya: korban kecelakaan, pemerkosaan, mengeluh nyeri pada kemaluan.


C. Jenis Nyeri
1. Nyeri Visual
Jika suatu segmen persyarafan menyatu lebih dari satu daerah.
2. Nyeri Somatik
Nyeri yang terjadi karena rangsangan pada bagian di persyarafan oleh syaraf tepi.
D. Sifat Nyeri
1. Nyeri Alih
Jika suatu segmen persyarafan melayani lebih dari satu daerah.
2. Nyeri Radiasi
Nyeri yang menyebar di dalam sistem atau jalur anatomi yang sama. Contoh infak miokard akut.
3. Nyeri Proyeksi
Nyeri yang disebabkan oleh rangsangan syaraf sensorik akibat cidera atau peradangan syaraf.
4. Nyeri Kontinyu
Nyeri akibat rangsangan pada peritoneum pariental akan dirasakan terus menerus karena berlangsung terus misalnya pada reaksi radang.
5. Nyeri Kolik
Nyeri viseral akibat spasme otot polos, organ berongga disebabkan oleh hambatan dalam organ.
6. Nyeri Iskemik
Nyeri yang sangat hebat, menetap dan tidak menyudut. Tanda adanya jaringan yang terkena nekrosis.

7. Nyeri Pindah
Nyeri yang berubah sesuai dengan perkembangan patologi.
E. Gejala Klinik
1. Respon simpatis adrenal
1) Peningkatan denyut nadi, tekanan darah dan pernafasan.
2) Keringat berlebihan, muntah, pucat, dilatasi pupil.
2. Respon muscular
1) Peningkatan ketegangan otot, menggeliat, gelisah.
3. Respon emosional
1) Iritable, merintih, menangis, ekspresi wajah.
F. Mekanisme terjadinya nyeri
Stimulasi nyeri
Reseptor nyeri
Sumsum syaraf sentral melalui syaraf asenden
Talamus cortex cerebral
Menginterpretasikan arti nyeri
Sensasi nyeri
G. Faktor yang mempengaruhi rasa nyeri
1. Faktor Psikologik
1) Sikap ibu, keadaan mental ibu, kebiasaan ibu, budaya.
2. Faktor fisik
1) Visual analogue score



1) Bila skala nyeri > 5 harus diberikan terapi
2) Bila tingkat 10 penderita sangat takut dan sangat nyeri